Jakarta Pusat – Selasa, 27 Agustus 2024, MAN 3 Jakarta Pusat kembali melaksanakan pembiasaan pagi hari yang dikenal dengan sebutan Tahlia (Tadarus, Tahlil, dan Dhuha). Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.30 hingga 07.00 WIB dan menjadi bagian penting dalam upaya membentuk karakter spiritual siswa-siswi di lingkungan madrasah.
Kegiatan pagi ini diawali dengan program penyambutan yang dihadiri oleh guru, perwakilan siswa pengurus OSIM, dan petugas piket dari mahasiswa PPL. Program ini mengusung pembiasaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) yang bertujuan menciptakan suasana madrasah yang penuh keramahan dan kedekatan antar seluruh warga madrasah.
Petugas piket guru pada hari Selasa terdiri dari sembilan orang, yaitu Hanum Suroyya, M.Si., Dra. Is Farida, Dra. Salmah Fitri, M.Pd., Erceu Trisnadewi, S.Pd., Netty Nirmala, S.S., Ngatmi, S.Pd., Nurhayani, SE, M.Pd., Sri Susiyanti, S.Si., dan Ucup Supriyadi, S.Pd. Mereka menyambut para siswa dengan hangat dan memulai hari dengan penuh semangat, memperkenalkan nilai-nilai 5S sebagai bagian dari budaya madrasah.
Setelah program penyambutan selesai, kegiatan Tahlia dimulai dengan pembacaan tadarus Al-Qur’an secara bersama-sama. Seluruh siswa-siswi dan guru turut serta dalam kegiatan ini, yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil singkat, sebagai bentuk dzikir dan doa untuk keselamatan serta keberkahan.
Setelah tahlil, para siswa melaksanakan sholat Dhuha secara munfarid di Masjid Al-Ikhwan. Sholat Dhuha ini dibimbing oleh Bapak Fahmi Hidayatullael, S.Ag., dengan pembagian tempat bagi siswa putra di lantai dasar masjid, sedangkan siswa putri di lantai dua. Ibu Ngatmi, S.Pd., mendampingi siswa putri selama kegiatan berlangsung. Selain itu, Bapak Ucup Supriyadi, S.Pd., bersama mahasiswa PPL yang sedang PKL di MAN 3 Jakarta Pusat turut hadir dalam kegiatan ini.
Pembiasaan Tahlia ini terus digalakkan sebagai salah satu upaya madrasah untuk menanamkan kebiasaan baik dan memperkuat spiritualitas siswa. Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya membentuk karakter religius siswa-siswi di lingkungan madrasah, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka di luar madrasah.
oleh: HUMAS MAN 3 JAKARTA PUSAT