
Jakarta, 10-06-2025 (HUMAS MAN 3 Jakarta Pusat) — Di era digital yang menuntut generasi muda untuk lebih vokal, adaptif, dan bertanggung jawab, pembinaan kepemimpinan pelajar menjadi salah satu kunci membangun bangsa. Melalui kegiatan ini, siswa MAN 3 Jakarta Pusat belajar menjadi pemimpin yang tidak hanya cakap berorganisasi, tetapi juga memiliki sensitivitas terhadap nilai-nilai demokrasi dan keberagaman.
Suara generasi muda semakin dibutuhkan untuk membentuk masa depan bangsa, MAN 3 Jakarta Pusat menunjukkan komitmennya dalam mendidik pelajar yang sadar politik, etis, dan demokratis. Hal ini diwujudkan dengan keikutsertaan dalam kegiatan strategis bertajuk Pemberdayaan Pokja Indeks Demokrasi Indonesia, Peningkatan Kapabilitas Kepemimpinan Demokrasi Angkatan Tahun 2025 yang diselenggarakan pada 10–13 Juni 2025 di Grand Diara Hotel, Bogor, Jawa Barat.

Perwakilan dari MAN 3 Jakarta Pusat dipimpin oleh Ibu Neneng Istianah, S. Psi, selaku pendamping kegiatan. Ia mendampingi empat siswa terpilih yang mewakili madrasah tercinta, yaitu Firaz Vandika Aziz dan Muhammad Afdhal Nofali dari kelas XI.5, Nalika Amira Fitaeri dari kelas XI.6, serta Nabila Nur’aini dari kelas XI.2. Mereka bukan hanya pelajar biasa, tetapi generasi muda yang telah menunjukkan semangat kepemimpinan, keterbukaan berpikir, dan kemampuan bekerja sama dalam berbagai kegiatan intra maupun ekstrakurikuler di madrasah.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan pelajar yang demokratis, dengan menekankan pada nilai-nilai kebersamaan, keadilan, serta keterlibatan aktif dalam pengambilan keputusan di lingkungan sekolah dan madrasah. Peserta tidak hanya diajak untuk mendengar ceramah, tetapi juga terlibat dalam simulasi musyawarah, studi kasus kepemimpinan, hingga diskusi kelompok yang menantang daya pikir kritis mereka.

Firaz, salah satu peserta, menyampaikan kesannya, “Kegiatan ini sangat membuka wawasan saya. Saya belajar bagaimana memimpin tanpa harus mendominasi, dan bagaimana mendengarkan orang lain dengan hati yang terbuka.” Hal senada disampaikan Nabila yang merasa semakin percaya diri untuk menjadi penggerak positif di lingkungan madrasah.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan titik awal pembentukan karakter pemimpin masa depan—pemimpin yang berpijak pada nilai, bersuara untuk perubahan, dan tumbuh dari ruang-ruang belajar yang inspiratif seperti ini.