
Jakarta, 12-03-2025 (HUMAS MAN 3 Jakarta Pusat) – Pagi di MAN 3 Jakarta Pusat selalu diawali dengan energi positif melalui pembiasaan Talia (Tadarus, Tahlil, dan Dhuha). Rutinitas ini bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi menjadi sumber ketenangan batin dan semangat belajar bagi seluruh siswa. Seperti biasa, kegiatan dimulai pukul 06.30 hingga 07.00 WIB di Masjid Al-Ikhwan.
Kali ini, siswa dari kelas 12.3 mendapatkan kehormatan menjadi petugas dalam pelaksanaan sholat Dhuha. Dengan penuh khidmat, mereka memandu tadarus Al-Qur’an, dzikir, serta sholat Dhuha, menciptakan suasana yang semakin syahdu di pagi hari.

Selain para siswa, guru-guru MAN 3 Jakarta Pusat turut hadir untuk membimbing dan memberikan motivasi. Bapak Sabil Iman Ada, S.Ag., Bapak Helmy Wijaya, M.Pd.I., Bapak Abdul Halim, S.Pd., Aminullah, S.Pd., S.Pd.I., Bapak Achmad Rawi, S.Pd., dan Bapak Ratno Pudjianto, S.Kom. hadir sebagai pendamping kegiatan ini.
Siswa putra berkumpul di lantai dasar Masjid Al-Ikhwan, sedangkan siswa putri di lantai dua. Kegiatan dimulai dengan sholawat dan dzikir tahlil bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an, dipimpin langsung oleh siswa kelas 12.3.

Momentum semakin khusyuk saat para siswa melaksanakan sholat Dhuha secara Munfarid. Bimbingan Bapak Abdul Halim, S.Pd. membantu siswa agar lebih memahami esensi ibadah ini. Sebagai penutup, seluruh peserta membaca doa bersama, memohon keberkahan dan kemudahan dalam menuntut ilmu.
Talia bukan sekadar rutinitas, tetapi menjadi cerminan kedisiplinan dan kebersamaan di lingkungan MAN 3 Jakarta Pusat. Selain memperkuat nilai-nilai spiritual, kegiatan ini juga menanamkan rasa syukur dan ketenangan jiwa, sehingga siswa lebih siap menghadapi pelajaran sepanjang hari.

Banyak siswa mengaku merasa lebih bersemangat dan damai setelah mengikuti kegiatan ini. “Setiap pagi setelah Talia, hati saya terasa lebih tenang dan pikiran lebih jernih,” ujar salah satu siswa kelas 12.3.

Dengan semangat Talia, MAN 3 Jakarta Pusat terus berupaya mencetak generasi yang berilmu, berkarakter, dan berakhlak mulia. Apakah tradisi ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain? Kita nantikan!