GTK MAN 3 Jakarta Pusat Menyambut Tahun Baru Muharram 1445 H
(Achmad Rawi Guru Bahasa Arab MAN 3 Jakarta Pusat)
الحَمدلله مُعِزِّ مَن أطَاعَهُ واتَّقَاه , وَمُذِلِّ مَن خَالَفَ أمرَهُ وَعَصَاهُ , وَهَادِي مَن تَوَجَّهَ الَيهِ وَاستَهدَاهُ . أَحمَدُهُ سُبحَانَهُ وَتَعَالَى حَمدًا يَملَاُ أَرضَهُ وَسَمَّاهُ . اَشهَدُ أن لاَالهَ الاَّالله وَحدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ وَلاَمَعبُودَ بِحَقٍّ سِوَاهُ . شَهَادَةً اَدَّخِرُهَا لِيَومٍ لاَيَنفَعُ فِيهِ وَالِدٌ وَلَدَهُ وَلاَوَلَدٌ أَبَاهُ , وَاَشهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي اصطَفاهُ وَاجتَبَاهُ . اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى عَبدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصحَابِهِ وَمَن نَصَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ . أَمَّا بَعدُ :
فَيَاأَيُّهَاالنَّاس اتَّقُوااللهَ تَعَالَى فَقَد فَازَ مَن أطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ , وَخَسِرَ وَخَابَ مَن كَفَرَ بِهِ وَعَصَاهُ . وَاعلَمُوا أَنَّ التَّقوَى هِيَ الوِقَايَة مِن عَذَاب النَّار . وَانتَهُوا مِن هَذِهِ الغَفَلات وَالاِغتِرَار . وَاحذَرُوا المَعَاصِيَ فَاِنَّهَا مُوجِبَاتٌ لِلهَلاَكِ وَالخَسَار . وَعَليكُم بِمَاكَانَ عَلَيهِ السَّلَفُ الصَّالِحُ وَالصَّفوَةُ الأَخيَارُ .
قَالَ رَسُولُ اللهِ (ص) : الكَيِّسُ مَن دَانَ نَفسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعدَ المَوتِ , وَالعَاجِزُ مَن اَتبَعَ نَفسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ.
Ma’aasyirol muslimin sidang jum’at rohimakumulloh
Marilah kita berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa mulai dari ucapan, hati, dan perbuatan. Kita berusaha menjalankan segala perintah Allah & menjauhi segala larangan Allah. Hanya dengan bekal taqwa kita akan meraih kebahagiaan hidup yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat nanti, amin…
*Menurut pandangan salafus-Sholeh, banyak orang yang sabar dan tahan ketika dirinya diuji dengan penyakit, kelaparan, kesulitan dan kemiskinan. Namun tidak sabar dan gagal ketika diuji dengan anugerah dan keni’matan. Sehingga banyak orang yang terlena, terkecoh, dan terjerumus dalam kema’siyatan. Demikian pula halnya dengan menyambut tahun baru, yang juga merupakan ujian dari Allah. Tahun baru yang seharusnya kita syukuri karena Allah masih memberikan kita kesempatan meni’mati kehidupan yang lebih baik dan memperbaiki diri, justru banyak diantara kita yang telah membuat program acara hura-hura berbau ma’siyat yang dapat menjerumuskan dan merusak diri. Alasannya adalah karena ingin menghabiskan malam akhir tahun dan menyambut tahun baru dengan sejuta kenangan. Keesokan harinya kita baca dan kita lihat di berbagai media informasi, nyawa manusia hilang sia-sia di malam tahun baru. Itu semua bahkan tidak membuat mereka jera /kapok dan bertekad untuk membuat acara tahun baru yang akan datang lebih heboh dan lebih meriah lagi.
Lalu bagaimana seharusnya kita, ummat Islam, memandang dan menyikapi berakhirnya tahun yang lama dan menyambut
tahun baru ?
Sejak 14 abad yang lalu, Allah dan Rasul-Nya telah memberikan tuntunan dan arahan bagaimana seharusnya kita mensikapi pergantian tahun. Dalam kitab “ Adabun-Nufus “ karangan Al-Harits Al-Muhasibi ( 165 H – 243 H ), ada 3 hal yang sebaiknya kita lakukan sebagai seorang muslim dalam menghadapi akhir dan awal tahun atau malam pergantian tahun :
1. MUROJA’AH / EVALUASI DIRI
Kita evaluasi diri kita, apa saja yang telah kita perbuat ? Sudahkah kita berusaha menjadi manusia seutuhnya sebagai hamba Allah? Sudahkah apa yang telah kita kerjakan “bermanfaat” buat diri, keluarga, dan masyarakat? Ataukah kita hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap keadaan lingkungan kita? Atau bahkan mungkin hidup kita hanya membuat susah keluarga kita dan lingkungan masyarakat kita. Sikap dan sifat buruk apa selama setahun lalu yang masih melekat dalam diri kita ? Apakah kita telah berusaha untuk menjauhkan diri & hati dari rasa iri, buruk-sangka, dan dengki terhadap orang lain ? Mari kita sibukkan diri kita dengan evaluasi diri sehingga lupa dengan ‘aib dan keburukan orang lain seraya kita memohon ampun atas segala keburukan, kesalahan, dan dosa kita kepada Allah SWT.
2. MUHASABAH / INTROSPEKSI DIRI
قَالَ رَسُولُ اللهِ (ص) : الكَيِّسُ مَن دَانَ نَفسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعدَ المَوتِ , وَالعَاجِزُ مَن اَتبَعَ نَفسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ
“ Orang yang cerdas ialah yang menghisab dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati, sedangkan orang yang lemah ialah orang yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah dengan berbagai angan-angan.” (HR.At-Tirmidzi & Al-Hakim)
Kita introspeksi diri kita, apa saja yang telah kita perbuat ? Sudahkah kita isi kehidupan kita dengan aktifitas yang membawa kebaikan dunia dan akhirat kita?
Sudahkah kita pikirkan bawa bekal apa kita untuk kehidupan sesudah mati nanti?
Umar bin Khattab r.a pernah berkata:
حَاسِبُوااَنفُسَكُم قَبلَ أَن تُحَاسَبُوا وَزِنُوا أَعمَالَكُم قَبلَ أَن تُوزَنُوا
“ Hisablah diri kalian sebelum dihisab di akhirat nanti dan timbanglah ‘amal kalian sebelum ditimbang di akhirat nanti ”
Ma’aasyirol muslimin sidang jum’at rohimakumulloh
*Setiap manusia siapapun dia kecuali Rasulullah yang ma’sum, pasti pernah berbuat salah dan dosa dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang mau bertaubat atas dosa yang pernah diperbuat. Demikian pula halnya kita dalam masa satu tahun lalu, telah banyak melakukan kesalahan dan dosa, baik kepada Allah maupun kepada makhluq-Nya. Maka sewajarnyalah bila kita mengakhiri tahun yang lama dan menyongsong tahun yang baru dengan evaluasi-introspeksi diri-merenung, menyesali dosa-dosa kita, dan bertaubat kepada Allah. Nabi bersabda :
التَّائِبُ مِنَ الذّنبِ كَمَا لاَ ذَنبَ لَهُ
“ Orang yang telah bertobat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa “
Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah bersabda bahwa seorang mu’min bila berbuat dosa maka ternodalah hatinya dengan kotoran berwarna hitam. Jika ia bertaubat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa, kotoran itupun bertambah hingga menutupi hatinya” (HR.Tirmidzi).
3. MUROQOBAH ( MAWAS DIRI ) PROGRAM PERBAIKAN DIRI DALAM RANGKA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT
Setelah evaluasi & introspeksi diri, mari kita mawas diri kepada Allah SWT dengan melepaskan diri dari hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari hubungan kepada Allah SWT agar hati dan diri semakin mendekat kepada Allah SWT.
Ber’azzamlah / bertekadlah untuk berbuat lebih baik daripada tahun yang lalu.
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(HR.Al-Hasyr :18)
Setiap kita hendaknya memiliki program hidup ke depan untuk perbaikan kualitas diri menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa hari ini lebih baik daripada kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama saja dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia orang yang merugi. Barangsiapa hari ini lebih buruk daripada kemarin, maka celakalah dia dan berhenti hidup lebih baik baginya.”
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang senantiasa mengevaluasi, mengintrospeksi, dan memperbaiki diri menuju ketaqwaan dan kerido-an Ilahi robbi.
Amin Yaa Robbal ‘Alamiin …
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسلِمِينَ وَ المُسلِمَات وَالمُؤمِنِينَ وَ المُؤمِنَات فَاستَغفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ …